Kamis, 28 Desember 2017

NOSTALGIA DALAM BUKU

Assalamu'alakum warahmatullahi wabarakatuh...

holla bloggers apa kabar? senang bisa menyapa blogger semua, udah lama nih daku ga nge-blog


dalam beberapa bulan terakhir ini banyak hal yang terjadi, dan semuanya ga mungkin bisa di ceritakan karena akan membuat kuota kalian terbuang percuma, ha ha ha *krik

oke lanjut,

jadi karena kita berada di penghujung akhir tahun 2017 banyak hal yang pasti menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi kalian dan daku.

you know why? coz I thing after last year 2017 will much history about life and it not forget to a long time.

semua yang terjadi akan menjadi cerita hidup tersendiri, by the way...apa yang sudah kalian capai selama setahun ini?
well, apa yang sudah kalian dapatkan atau kalian selesaikan dalam schedule list yang kalian susun sebelum memulai 2018?

mengenai sebuah pencapaian...ini bukan pencapaian 'sih... mungkin lebih kepada sesuatu yang tak terduga, atau diluar schedule list...

yaitu membukukan cerita yang pernah daku buat, setidaknya adalah cerita yang masuk dalam buku walau bukan dari penerbit buku ternama dan sekalanya masih sangat kecil.

yah salah satu cerita dari blog ini yang berjudul NOSTALGIA, telah dibukukan dalam buku A. (Alhamdulillah) :)

for your information, buku A merupakan salah satu produk dari LPM kampus dimana daku kuliah. dalam buku tersebut terdapat kumpulan karya tulis dari anggota generasi 7 Periode 2016/2017.

dalam buku tersebut terdapat beberapa jenis karya diantaranya, cerpen, catatan kaki, puisi dan lain sebagainya.
nah dalam salah satu cerita di blog ini, NOSTALGIA masuk dalam kelompok cerpen dimana NOSTALGIA berada di urutan ketiga dalam daftar isi.


ini bukan soal sombong, atau bagai mana...
hanya satu kebahagiaan tersendiri ketika karya kita bisa dilihat orang lain dan diakui oleh orang lain... selain itu dengan adanya buku ini, akan melahirkan sebuah motivasi baru, khususnya bagi anggota LPM itu sendiri untuk mengasah dan lebih serius dalam mendalami minat dan bakat mereka.

disini kita bukan lah orang-orang yang jago, bukan berarti orang yang telah paham segalanya, tetapi disinilah kita berproses, bersama dengan orang-orang yang juga ingin berproses, bersama-sama mencari minat dan bakat sesungguhnya, menumbuh dan memunculkan bakat terpendam serta mengekspresikan suasana dari karya yang dibuat, semua ini tidak akan terealisasi tatkala motivasi awal ketika mengikuti organisasi bukanlah untuk belajar, bukanlah untuk mengaktualisasikan diri, mengeksplor kemampuan.

untuk itu bukan soal benar dan salah, tapi proses mau dan belajar adalah salah satu hal yang harus di tanamkan. kedepannya, harapan kami atau daku secara pribadi untuk buku ini, bisa lebih di  kembangkan minimal melanjutkan buku ini. agar setiap angkatan memiliki karyanya, dan merasa bahwa mereka bisa.

sekali lagi, bukan sombong, tetapi SATU KEBAHAGIAAN TERSENDIRI. ketika karya kita di lihat bahkan dihargai oleh orang lain. dengan hal itu, bukan lantas membuat kita merasa besar diri, tapi lebih termotivasi untuk berkarya lebih baik dan lebih baik lagi.


dalam buku tersebut, NOSTALGIA dikemas dengan bahasa yang lebih sederhana, friendly dan tersusun karena sudah memasuki ruang editor. :D

nah untuk ceritanya sendiri tidak berbeda jauh, namun perubahan tetap ada dalam buku itu ;) jadi untuk kalian yang ingin melihat perbedaannya bisa lhooo :D
buku ini kami buat sekitar 50 psc, sangat terbatas untuk seukuran LPM Kampus.
kalian juga bisa melihat karya-karya dari buku tersebut denagn membeli bukunya.

Harga 40rb, tapi untuk akhir 2017 ini kami memberi harga  SPESIAL, hanya 30rb saja!
jadi untuk teman-teman yang berminat bisa langsung PC di email daku, harajume.media@gmail.com

atau di kolom komentar yang tersedia di blog ini. :D

oke, mungkin cukup untuk curahan hari ini.
semoga kalian tetap bahagia!

wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selasa, 28 Juni 2016

"NOSTALGIA PART 2 -END-" (SENSEI KIMI GA)

"NOSTALGIA PART 2 -END-" (SENSEI KIMI GA)
By : Mhala Savitri

.
.
.
akhirnya...
.
.
.
aku mulai tertarik dengan beliau, menurutku ini aneh, konyol dan tidak wajar.
tapi... menurut saudara-saudaraku itu wajar. yah ‘wajar’, setelah perasaan itu hadir, mata ini tak pernah lepas memperhatikan. apa yang dilakukan, caranya, apapun itu aku berusaha memperhatikannya. hingga suatu ketika menjelang ulang tahunnya, entah dari mana anak-anak dikelas tahu, aku suka–


mereka pun men "cie-ciekan" dan itu membuatku sangat malu, malu sekali!
Menjelang hari H, aku semangat sekali membantu teman-teman menghias kelas, menemani beli kue, hadiah, dan lain sebagainya. aku pun tak mau ketinggalan untuk memberikan hadiah.

hari itu tiba, Senin 9 Mei
aku dan beberapa teman memutuskan tidak mengikuti upacara untuk menjaga hiasan kelas agar tidak dirusak kelas sebelah, dan mengatisipasi agar pak guru tidak datang ke kelas sebelum bel pelajaran pertama dimulai. kami menjaganya dengan hati-hati, begitu pun dengan aku yang sudah mempersiapkan diri dengan membawa kamera record kecil bernama PMP.
upacara selesai bel pertama berbunyi, kami semua duduk serapih-rapihnya, beberapa orang bersiap di depan pintu untuk mengejutkan pak guru. dia datang, ku lihat wajahnya yang sumringah, bahagia, matanya yang berkaca-kaca, sempat ku lihat beberapa detik ia terdiam sampai guratan senyum terlihat diwajahnya. aku yang sudah siap dengan kamera PMP langsung merekam moment itu, semua mengucapkan selamat ulang tahun. anak laki-laki yang tidak suka dengannya, sekejap ikut kompak dengan kami murid perempuan. semua meriah, sampai kelas sebelah berbondong-bondong melihat dari jendela.

beliau meminta setiap anak maju kedepan dan memberi ucapan selamat. dimulai dari bangku ku, sungguh aku takut sekali, bukan takut sih, nervous lebih tepatnya. aku yang sedang merekam, galagapan sendiri, ditaruhnya buru-buru kamera PMP ku di kolong meja, akhirnya saat bagian ku maju, momen itu tak terekam, hanya di pikiran ku...momen itu tetap ada. Tak lupa ku ambil hadiah yang telah kusiapkan dari dalam tas, ku beri hadiah itu dan ku ucapkan selamat ulang tahun padanya. kulihat raut bahagia terpancar diwajahnya, dikecupnya pipi kiri dan kananku, grogi dan ku yakin ia menyadarinya. selesai, aku kembali ke tempat duduk, mengingat beberapa detik anak-anak men "cie-cie"kan aku dan teman sebangku ku ketika maju kedepan. beberapa anak mengatakan "Pak Hana suka! Pak Hana I LOVE YOU" dan terus begitu, entah semerah apa pipiku ketika ia mendengarnya. walau ku tahu, itu takan berpengaruh apapun baginya.

dibangku aku terdiam sejenak, mencoba menarik nafas panjang dan membuangnya dengan cepat, kembali ku mengambil kamera PMP dikolong meja 'kesal! kenapa moment tadi ngga aku rekam?' aku pun melanjutkan videonya, “cih, anak-anak yang lain momentnya dapat, cuma aku dan Sena yang tidak! Harusnya sih, sebelum aku maju kameranya ku titipkan saja ke teman dibelakang biar ada yang rekam.” sejenak aku menghujat diriku sendiri, nyesel, karena ini adalah momen terakhir di penghujung sekolah dasar.

akhirnya aku tetap menyesalinya,

hari berganti hari, bulan berganti bulan.
kami mulai mengadakan les tambahan. menjelang US dan UN, kami terus mengadakan les, tryout, praktik, dan serangkaian kegiatan lainnya.
les tambahan, adalah moment yang indah. mungkin hanya aku yang berpendapat begitu, karena pada saat itu, kulihat sosoknya yang berbeda ketika tidak mengenakan pakaian guru. aku melihatnya lebih tampan, sebelumnya kami semua diminta membawa bekal dari rumah. ketika waktu makan siang, aku melihat ia yang tersenyum dan tertawa, manis sekali senyumnya. ah tapi sayang, aku hanya bisa melihat dari jauh.

Pernah sekali diam-diam ku mendatangi ruang guru. Karena ini diluar jam sekolah dan tidak ada guru lain diruangan itu, aku mencoba mendekatinya, kulihat ia tengah serius mengetik sesuatu di ponselnya sampai ia selesai dan meletakan ponselnya dimeja. ku beranikan diri ini untuk menghampirinya. “Oh Hana, ada apa?” “Nggak pak, anu...saya ada permen mint, ini untuk bapak” kuberikan beberapa permen mint yang sudah ku siapkan di saku “Makasih yah” lalu tersenyum ‘aih manisnya..’ batinku. Konyolnya, aku berlari setelah mendapat senyuman itu, kembali ke kelas dan duduk dibangku. Seorang teman terheran “kenapa Han? Abis dari mana?” “YEAAAH!” teriaku refleks. Kelas yang riuh seketika hening, semua mata tertuju padaku “hehe maaf” setelah awkward moment, kelas pun kembali riuh.

perasaan itu, tetap ada hingga berakhirnya UN.
bahkan semakin menggebu, entah apa yang ingin ku lakukan dengan perasaan ini.
aku berpikir, mungkin ini yang namanya cinta monyet, perasaan ini adalah biasa dan semua orang mungkin pernah mengalaminya. tapi tidak, sampai aku masuk SMP tetap masih ada, apalagi disaat awal-awal masuk SMP aku sering bertemu beliau. beberapa kali berpapasan aku berusaha buang muka, tapi ku pikir untuk apa aku melakukan hal ini? ia tidak salah apa-apa bukan? aku harus melupakan perasaan ini.
.
.
aku berusaha meyakinkan hatiku bahwa...'ini hanya cinta monyet, lambat laut akan berlalu, pasti.' batinku.
waktu berlalu, banyak moment yang telah ku lewati, dan tahun semakin berganti.
beberapa pernah singgah dihatiku, bahkan beberapa dari itu pernah sukses membuatku lupa. yah tidak sekaligus sih, hanya bayangan yang terngiang tiap hari, terganti oleh sosok-sosok dari orang yang pernah singgah tersebut. tapi, aku merasa perasaan ini tidak pernah hilang, 'kenapa?' aku merasa perasaan ini bak tersimpan disuatu tempat yang khusus di hati ku, yang tak bisa orang lain sentuh. sebanyak apapun aku jatuh cinta, perasaan itu tetap tersimpan...di’ruang’ itu.
aku berusaha menepisnya,  tetap berpikir bahwa “ini adalah cinta monyet”, tapi tidak! cinta monyet hanya bertahan sementara, tapi perasaan ini? aku telah banyak melewati waktu, bertahun-tahun.

hanya tuhan yang tahu...9 tahun, arti perasaan ini.


- END - (Next SENSEI KIMI GA! PART 5)