Selasa, 28 Juni 2016

"NOSTALGIA PART 2 -END-" (SENSEI KIMI GA)

"NOSTALGIA PART 2 -END-" (SENSEI KIMI GA)
By : Mhala Savitri

.
.
.
akhirnya...
.
.
.
aku mulai tertarik dengan beliau, menurutku ini aneh, konyol dan tidak wajar.
tapi... menurut saudara-saudaraku itu wajar. yah ‘wajar’, setelah perasaan itu hadir, mata ini tak pernah lepas memperhatikan. apa yang dilakukan, caranya, apapun itu aku berusaha memperhatikannya. hingga suatu ketika menjelang ulang tahunnya, entah dari mana anak-anak dikelas tahu, aku suka–


mereka pun men "cie-ciekan" dan itu membuatku sangat malu, malu sekali!
Menjelang hari H, aku semangat sekali membantu teman-teman menghias kelas, menemani beli kue, hadiah, dan lain sebagainya. aku pun tak mau ketinggalan untuk memberikan hadiah.

hari itu tiba, Senin 9 Mei
aku dan beberapa teman memutuskan tidak mengikuti upacara untuk menjaga hiasan kelas agar tidak dirusak kelas sebelah, dan mengatisipasi agar pak guru tidak datang ke kelas sebelum bel pelajaran pertama dimulai. kami menjaganya dengan hati-hati, begitu pun dengan aku yang sudah mempersiapkan diri dengan membawa kamera record kecil bernama PMP.
upacara selesai bel pertama berbunyi, kami semua duduk serapih-rapihnya, beberapa orang bersiap di depan pintu untuk mengejutkan pak guru. dia datang, ku lihat wajahnya yang sumringah, bahagia, matanya yang berkaca-kaca, sempat ku lihat beberapa detik ia terdiam sampai guratan senyum terlihat diwajahnya. aku yang sudah siap dengan kamera PMP langsung merekam moment itu, semua mengucapkan selamat ulang tahun. anak laki-laki yang tidak suka dengannya, sekejap ikut kompak dengan kami murid perempuan. semua meriah, sampai kelas sebelah berbondong-bondong melihat dari jendela.

beliau meminta setiap anak maju kedepan dan memberi ucapan selamat. dimulai dari bangku ku, sungguh aku takut sekali, bukan takut sih, nervous lebih tepatnya. aku yang sedang merekam, galagapan sendiri, ditaruhnya buru-buru kamera PMP ku di kolong meja, akhirnya saat bagian ku maju, momen itu tak terekam, hanya di pikiran ku...momen itu tetap ada. Tak lupa ku ambil hadiah yang telah kusiapkan dari dalam tas, ku beri hadiah itu dan ku ucapkan selamat ulang tahun padanya. kulihat raut bahagia terpancar diwajahnya, dikecupnya pipi kiri dan kananku, grogi dan ku yakin ia menyadarinya. selesai, aku kembali ke tempat duduk, mengingat beberapa detik anak-anak men "cie-cie"kan aku dan teman sebangku ku ketika maju kedepan. beberapa anak mengatakan "Pak Hana suka! Pak Hana I LOVE YOU" dan terus begitu, entah semerah apa pipiku ketika ia mendengarnya. walau ku tahu, itu takan berpengaruh apapun baginya.

dibangku aku terdiam sejenak, mencoba menarik nafas panjang dan membuangnya dengan cepat, kembali ku mengambil kamera PMP dikolong meja 'kesal! kenapa moment tadi ngga aku rekam?' aku pun melanjutkan videonya, “cih, anak-anak yang lain momentnya dapat, cuma aku dan Sena yang tidak! Harusnya sih, sebelum aku maju kameranya ku titipkan saja ke teman dibelakang biar ada yang rekam.” sejenak aku menghujat diriku sendiri, nyesel, karena ini adalah momen terakhir di penghujung sekolah dasar.

akhirnya aku tetap menyesalinya,

hari berganti hari, bulan berganti bulan.
kami mulai mengadakan les tambahan. menjelang US dan UN, kami terus mengadakan les, tryout, praktik, dan serangkaian kegiatan lainnya.
les tambahan, adalah moment yang indah. mungkin hanya aku yang berpendapat begitu, karena pada saat itu, kulihat sosoknya yang berbeda ketika tidak mengenakan pakaian guru. aku melihatnya lebih tampan, sebelumnya kami semua diminta membawa bekal dari rumah. ketika waktu makan siang, aku melihat ia yang tersenyum dan tertawa, manis sekali senyumnya. ah tapi sayang, aku hanya bisa melihat dari jauh.

Pernah sekali diam-diam ku mendatangi ruang guru. Karena ini diluar jam sekolah dan tidak ada guru lain diruangan itu, aku mencoba mendekatinya, kulihat ia tengah serius mengetik sesuatu di ponselnya sampai ia selesai dan meletakan ponselnya dimeja. ku beranikan diri ini untuk menghampirinya. “Oh Hana, ada apa?” “Nggak pak, anu...saya ada permen mint, ini untuk bapak” kuberikan beberapa permen mint yang sudah ku siapkan di saku “Makasih yah” lalu tersenyum ‘aih manisnya..’ batinku. Konyolnya, aku berlari setelah mendapat senyuman itu, kembali ke kelas dan duduk dibangku. Seorang teman terheran “kenapa Han? Abis dari mana?” “YEAAAH!” teriaku refleks. Kelas yang riuh seketika hening, semua mata tertuju padaku “hehe maaf” setelah awkward moment, kelas pun kembali riuh.

perasaan itu, tetap ada hingga berakhirnya UN.
bahkan semakin menggebu, entah apa yang ingin ku lakukan dengan perasaan ini.
aku berpikir, mungkin ini yang namanya cinta monyet, perasaan ini adalah biasa dan semua orang mungkin pernah mengalaminya. tapi tidak, sampai aku masuk SMP tetap masih ada, apalagi disaat awal-awal masuk SMP aku sering bertemu beliau. beberapa kali berpapasan aku berusaha buang muka, tapi ku pikir untuk apa aku melakukan hal ini? ia tidak salah apa-apa bukan? aku harus melupakan perasaan ini.
.
.
aku berusaha meyakinkan hatiku bahwa...'ini hanya cinta monyet, lambat laut akan berlalu, pasti.' batinku.
waktu berlalu, banyak moment yang telah ku lewati, dan tahun semakin berganti.
beberapa pernah singgah dihatiku, bahkan beberapa dari itu pernah sukses membuatku lupa. yah tidak sekaligus sih, hanya bayangan yang terngiang tiap hari, terganti oleh sosok-sosok dari orang yang pernah singgah tersebut. tapi, aku merasa perasaan ini tidak pernah hilang, 'kenapa?' aku merasa perasaan ini bak tersimpan disuatu tempat yang khusus di hati ku, yang tak bisa orang lain sentuh. sebanyak apapun aku jatuh cinta, perasaan itu tetap tersimpan...di’ruang’ itu.
aku berusaha menepisnya,  tetap berpikir bahwa “ini adalah cinta monyet”, tapi tidak! cinta monyet hanya bertahan sementara, tapi perasaan ini? aku telah banyak melewati waktu, bertahun-tahun.

hanya tuhan yang tahu...9 tahun, arti perasaan ini.


- END - (Next SENSEI KIMI GA! PART 5)