"NOSTALGIA PART 2 -END-" (SENSEI KIMI GA)
By : Mhala Savitri
.
.
.
akhirnya...
.
.
.
aku mulai tertarik dengan
beliau, menurutku ini aneh, konyol dan tidak wajar.
tapi... menurut
saudara-saudaraku itu wajar. yah ‘wajar’,
setelah perasaan itu hadir, mata ini tak pernah lepas memperhatikan. apa yang
dilakukan, caranya, apapun itu aku berusaha memperhatikannya. hingga suatu
ketika menjelang ulang tahunnya, entah dari mana anak-anak dikelas tahu, aku
suka–
mereka pun men
"cie-ciekan" dan itu membuatku sangat malu, malu sekali!
Menjelang hari H, aku
semangat sekali membantu teman-teman menghias kelas, menemani beli kue, hadiah,
dan lain sebagainya. aku pun tak mau ketinggalan untuk memberikan hadiah.
hari itu tiba, Senin 9 Mei
aku dan beberapa teman
memutuskan tidak mengikuti upacara untuk menjaga hiasan kelas agar tidak dirusak
kelas sebelah, dan mengatisipasi agar pak guru tidak datang ke kelas sebelum
bel pelajaran pertama dimulai. kami menjaganya dengan hati-hati, begitu pun
dengan aku yang sudah mempersiapkan diri dengan membawa kamera record kecil
bernama PMP.
upacara selesai bel pertama
berbunyi, kami semua duduk serapih-rapihnya, beberapa orang bersiap di depan
pintu untuk mengejutkan pak guru. dia datang, ku lihat wajahnya yang sumringah,
bahagia, matanya yang berkaca-kaca, sempat ku lihat beberapa detik ia terdiam
sampai guratan senyum terlihat diwajahnya. aku yang sudah siap dengan kamera
PMP langsung merekam moment itu, semua mengucapkan selamat ulang tahun. anak
laki-laki yang tidak suka dengannya, sekejap ikut kompak dengan kami murid
perempuan. semua meriah, sampai kelas sebelah berbondong-bondong melihat dari
jendela.
beliau meminta setiap anak
maju kedepan dan memberi ucapan selamat. dimulai dari bangku ku, sungguh aku
takut sekali, bukan takut sih, nervous
lebih tepatnya. aku yang sedang merekam, galagapan sendiri, ditaruhnya
buru-buru kamera PMP ku di kolong meja, akhirnya saat bagian ku maju, momen itu
tak terekam, hanya di pikiran ku...momen itu tetap ada. Tak lupa ku ambil
hadiah yang telah kusiapkan dari dalam tas, ku beri hadiah itu dan ku ucapkan
selamat ulang tahun padanya. kulihat raut bahagia terpancar diwajahnya, dikecupnya
pipi kiri dan kananku, grogi dan ku yakin ia menyadarinya. selesai, aku kembali
ke tempat duduk, mengingat beberapa detik anak-anak men "cie-cie"kan
aku dan teman sebangku ku ketika maju kedepan. beberapa anak mengatakan "Pak Hana suka! Pak Hana I LOVE
YOU" dan terus begitu, entah semerah apa pipiku ketika ia
mendengarnya. walau ku tahu, itu takan berpengaruh apapun baginya.
dibangku aku terdiam sejenak,
mencoba menarik nafas panjang dan membuangnya dengan cepat, kembali ku
mengambil kamera PMP dikolong meja 'kesal! kenapa moment tadi ngga aku rekam?'
aku pun melanjutkan videonya, “cih,
anak-anak yang lain momentnya dapat, cuma aku dan Sena yang tidak! Harusnya
sih, sebelum aku maju kameranya ku titipkan saja ke teman dibelakang biar ada yang
rekam.” sejenak aku menghujat diriku sendiri, nyesel, karena ini adalah
momen terakhir di penghujung sekolah dasar.
akhirnya aku tetap
menyesalinya,
hari berganti hari, bulan
berganti bulan.
kami mulai mengadakan les
tambahan. menjelang US dan UN, kami terus mengadakan les, tryout, praktik, dan
serangkaian kegiatan lainnya.
les tambahan, adalah moment
yang indah. mungkin hanya aku yang berpendapat begitu, karena pada saat itu, kulihat
sosoknya yang berbeda ketika tidak mengenakan pakaian guru. aku melihatnya
lebih tampan, sebelumnya kami semua diminta membawa bekal dari rumah. ketika
waktu makan siang, aku melihat ia yang tersenyum dan tertawa, manis sekali
senyumnya. ah tapi sayang, aku hanya bisa melihat dari jauh.
Pernah sekali diam-diam ku
mendatangi ruang guru. Karena ini diluar jam sekolah dan tidak ada guru lain diruangan
itu, aku mencoba mendekatinya, kulihat ia tengah serius mengetik sesuatu di
ponselnya sampai ia selesai dan meletakan ponselnya dimeja. ku beranikan diri ini
untuk menghampirinya. “Oh Hana, ada apa?”
“Nggak pak, anu...saya ada permen mint,
ini untuk bapak” kuberikan beberapa permen mint yang sudah ku siapkan di
saku “Makasih yah” lalu tersenyum ‘aih manisnya..’ batinku. Konyolnya, aku
berlari setelah mendapat senyuman itu, kembali ke kelas dan duduk dibangku.
Seorang teman terheran “kenapa Han? Abis
dari mana?” “YEAAAH!” teriaku
refleks. Kelas yang riuh seketika hening, semua mata tertuju padaku “hehe maaf” setelah awkward moment, kelas pun kembali riuh.
perasaan itu, tetap ada
hingga berakhirnya UN.
bahkan semakin menggebu,
entah apa yang ingin ku lakukan dengan perasaan ini.
aku berpikir, mungkin ini
yang namanya cinta monyet, perasaan ini adalah biasa dan semua orang mungkin
pernah mengalaminya. tapi tidak, sampai aku masuk SMP tetap masih ada, apalagi
disaat awal-awal masuk SMP aku sering bertemu beliau. beberapa kali berpapasan aku
berusaha buang muka, tapi ku pikir untuk apa aku melakukan hal ini? ia tidak salah
apa-apa bukan? aku harus melupakan perasaan ini.
.
.
aku berusaha meyakinkan
hatiku bahwa...'ini hanya cinta monyet,
lambat laut akan berlalu, pasti.' batinku.
waktu berlalu, banyak moment
yang telah ku lewati, dan tahun semakin berganti.
beberapa pernah singgah
dihatiku, bahkan beberapa dari itu pernah sukses membuatku lupa. yah tidak sekaligus
sih, hanya bayangan yang terngiang tiap hari, terganti oleh sosok-sosok dari
orang yang pernah singgah tersebut. tapi, aku merasa perasaan ini tidak pernah
hilang, 'kenapa?' aku merasa perasaan
ini bak tersimpan disuatu tempat yang khusus di hati ku, yang tak bisa orang
lain sentuh. sebanyak apapun aku jatuh cinta, perasaan itu tetap tersimpan...di’ruang’
itu.
aku berusaha menepisnya,
tetap berpikir bahwa “ini adalah cinta
monyet”, tapi tidak! cinta monyet hanya bertahan sementara, tapi perasaan
ini? aku telah banyak melewati waktu, bertahun-tahun.
hanya tuhan yang tahu...9
tahun, arti perasaan ini.
- END - (Next SENSEI KIMI GA! PART 5)